Diantara pembaca mungkin telah banyak yang pernah mendengar dan membaca istilah itu, dan banyak pula yang telah mengerti bahwa yang dimaksud dengan istilah jahiliah adalah keadaan bangsa arab yang hidup pada masa sebelum diutusnya Nabi Muhammad saw.
Jika kita kembali membuka kitab-kitab lughat (kamus) bahasa arab, istilah jahiliyah berarti 'kebodohan' yaitu golongan penyembahan patung dan mengikuti hawa nafsu yang sesat ditanah arab pada masa sebelum islam; dan dalam arti yang lebih luas adalah hal ikhwal bangsa arab pada masa sebelum islam datang kepada mereka. Akan tetapi , menurut ensiklopedia bahasa arab, yang dimaksud dengan jahiliyah itu adalah 'keadaan manusia sebelum dibangkitkannya Muhamad Rasulullah saw, jelasnya golongan manusia yang hidup pada masa sebelum kedatangan Nabi Muhamad saw, sementara mereka itu sudah tidak mengikuti syariat para nabi Allah yang pernah datang kepada mereka masing-masing.
berdasarkan keterangan tersebut, yang dinamakan bangsa jahiliah pada masa itu bukannya bangsa Arab saja, melainkan sekalian bangsa yang ada dimuka bumi ini, termasuk bangsa arab juga. Dan perkataan jahiliah itu bukan menjadi nama bagi masa (zaman), sebagaimana banyak orang mengatakan : Zaman jahilah, tetapi sebuah sebutan bagi umat manusia yang hidup dan berprilaku seperti yang disebutkan tadi Dan masyarakat mereka dinamakan masyarakat jahiliah.
Mengapa umat manusia pada masa itu terutama bangsa arab di Jazirah Arab disebut jahiliah dan masyarakat mereka dinamakan dengan masyarakat jahiliah? apakah mereka itu memang sungguh-sungguh dalam "kebodohan" dan "kegelapan"?
Istilah jahiliah itu sekalipun dari bahasa Arab, tetapi timbul dalam masyarakat umat manusia sesudah datangnya Dienul Islam yang dibawa oleh Nabi Muhamad saw, Dan lebih tegas istilah jahilah itu menyangkut perkataan yang dinyatakan oleh Allah dengan firman-Nya yang diturunkan atas Nabi Muhamad saw di dalam beberapa ayat Al-Quran :
Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya. (QS.33:33)
Ketika orang-orang kafir menanamkan dalam hati mereka kesombongan (yaitu) kesombongan jahiliyah lalu Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mukmin dan Allah mewajibkan kepada mereka kalimat-takwa dan adalah mereka berhak dengan kalimat takwa itu dan patut memilikinya. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. 48:26)
Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ? (QS.5:50)
Jadi, meskipun perkataann jahiliah itu asalnya berarti bangsa yang berada dalam kebodohan, tetapi yang dimaksudkan oleh islam bukan kebodohan yang berarti tidak mempunyai pengetahuan dan kepandaian atau tidak mempunyai kecerdasan berfikir dan kecakapan bekerja, melainkan "kebodohan" yang berkaitan dengan ketauhidan Allah, yang berarti juga kebodohan dan kedunguan tentang undang-undang Allah yang harus berlaku di alam semesta yang luas ini, dan kebodohan tentang hukum-hukum-Nya yang telah diturunkan kepada umat manusia, yang seharusnya oleh mereka itu diikuti, ditaati dan dilaksanakan.
Sebagaimana yang telah kami uraikan di atas, bangsa Arab pada beberapa abad sebelum Nabi muhamad saw dilahirkan dan sebelum Al-Quran diturunkan ke dunia ini, telah mencapai kemajuan dalam segala lapangan. Sebagian diantara mereka telah mempunyai kepandaian dalam urusan perekonomian, seperti pertanian, perusahaan, perniagaan, bahkan pada masa jahiliyah itu semangat perekonomian mereka hidup dengan suburnya. Sebagian diantara mereka telah ada yang mempunyai kepandaian dalam soal teknik atau pertukangan, seperti membangun gedung-gedung, rumah yang besar-besar, benteng-benteng, dan sebagainya. Sebagian ada yang telah mempunyai kepandaian tentang soal perindustrian, seperti membuat obat-obatn dan sebagainya. Sebagian ada yang telah mempunyai kepandaian dalam soal ketentaraan atau kemilitera. Terbukti diantara mereka banyak yang pandai berperang., menjadi pahlawan perang, pandai memainkan senjata dimedan pertempuran, dan sebagainya. Sebagian ada yang mahir dalam urusan politik atau ketatanegaraan. Terbukti diantara mereka ada yang cukup mengatur pemerintahaan, pandai merencanakan dan menyusun undang-undang, bahkan sebagian ada pula yang pandai dan telah dapat mengatur pemerintahaan secara demokratis, parlementer dsb.
Alhasil bangsa Arab dan masyarakat Arab pada masa yang dikatakan jahilah itu bukan berada dalam kebodohan atau kedunguan, tidak mempunyai kecerdasan dan sebagainya, sebagaimana banyak orang menyangka, melainkan mereka pada umumnya sudah mempunyai taraf kepandaian, kecerdesan, kemahiran, kecerdikan, dan kecakapan yang tinggi. Dengan perkataan lain, mereka sudah berkemajuan bahkan dapat dikatakan lebih maju jika dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain pada masa itu. Akan tetapi, karena umumnya dari mereka itu buta pada Dien Yang benar karena telah meninggalkan Syariat yang dibawa oleh para nabi yang datang kepada mereka masing-masing.
Komentar :
Posting Komentar